Pengaruh Filfafat Positivisme
a. Empirisisme
b. Objektivisme
è c. Bebas nilai
Beberapa kepercayaan dasar dalam mainstream
Regularitas fenomena èada pola tertentu dari perilaku politik manusia
Verifikasi èpengetahuan harus terdiri dari proposisi yang sudah mengalami pengujian yang empiris, semua fakta harus berdasar fenomena yang bisa diamati: apa yang telah diucapkan dan apa yang telah diperbuat; perilaku individu dan kelompok politik.
Metode yang matematis èdata diolah dan dikuantifikasi secara matematis. Dengan cara ini peneliti bisa mengesampingkan kepentingan dan nilai yang mereka miliki untuk merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis penelitian.
Bebas nilai èpenelitian ilmu politik harus objektif. Tujuan ilmu politik bukan untuk wujudkan kehidupan yang lebih baik, tapi hanya menjelaskan, memahami dan menggambarkan fenomena politik secara realistis. Tidak bicara soal benar-salah.
Ilmu politik dianggap sebagai ilmu murni, bukan terapan.
Sistematisasi èPenelitian dalam ilmu politik harus dipandu oleh teori, dan berorientasi pada teori.
Interdisipliner
Beberapa Kelemahan
Ilmu politik tidak dapat, dan tidak akan dapat menjadi sains dalam artian yang sebenarnya. Terlampau banyak variables yang harus dikontrol ketika orang harus menjelaskan gejala politik.
Perilaku orang seringkali tak bisa ditebak dan tak terpola. Perilaku manusia yang tampak hanya memperlihatkan sebagian dari gejala.
Kuantifikasi itu tidak akan mencapai hasil yang sesungguhnya. Sejumlah gejala sosial dan politik tidaklah dapat dikuantifikasi.
Di dalam banyak hal sejumlah persoalan politik melibatkan masalah moral dan etika.
Interdisipliner penting, tapi jadi diri dan kekhasan ilmu politik tetap harus ada
a. Empirisisme
b. Objektivisme
è c. Bebas nilai
Beberapa kepercayaan dasar dalam mainstream
Regularitas fenomena èada pola tertentu dari perilaku politik manusia
Verifikasi èpengetahuan harus terdiri dari proposisi yang sudah mengalami pengujian yang empiris, semua fakta harus berdasar fenomena yang bisa diamati: apa yang telah diucapkan dan apa yang telah diperbuat; perilaku individu dan kelompok politik.
Metode yang matematis èdata diolah dan dikuantifikasi secara matematis. Dengan cara ini peneliti bisa mengesampingkan kepentingan dan nilai yang mereka miliki untuk merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis penelitian.
Bebas nilai èpenelitian ilmu politik harus objektif. Tujuan ilmu politik bukan untuk wujudkan kehidupan yang lebih baik, tapi hanya menjelaskan, memahami dan menggambarkan fenomena politik secara realistis. Tidak bicara soal benar-salah.
Ilmu politik dianggap sebagai ilmu murni, bukan terapan.
Sistematisasi èPenelitian dalam ilmu politik harus dipandu oleh teori, dan berorientasi pada teori.
Interdisipliner
Beberapa Kelemahan
Ilmu politik tidak dapat, dan tidak akan dapat menjadi sains dalam artian yang sebenarnya. Terlampau banyak variables yang harus dikontrol ketika orang harus menjelaskan gejala politik.
Perilaku orang seringkali tak bisa ditebak dan tak terpola. Perilaku manusia yang tampak hanya memperlihatkan sebagian dari gejala.
Kuantifikasi itu tidak akan mencapai hasil yang sesungguhnya. Sejumlah gejala sosial dan politik tidaklah dapat dikuantifikasi.
Di dalam banyak hal sejumlah persoalan politik melibatkan masalah moral dan etika.
Interdisipliner penting, tapi jadi diri dan kekhasan ilmu politik tetap harus ada